Perdebatan tentang buku mana yang harus tersedia di sekolah umum sekali lagi menjadi pusat perhatian, dengan Joy Reid dari MSNBC dan salah satu pendiri Moms for Liberty Tiffany Justice terlibat dalam diskusi panas. Percakapan menyentuh berbagai topik, termasuk hak-hak orang tua, sensor buku, dan kemunafikan yang dirasakan melarang buku sambil mengizinkan konten eksplisit di internet.
Reid memulai diskusi dengan mempertanyakan Keadilan tentang hak-hak berbagai kelompok orang tua, seperti orang tua liberal, Afrika-Amerika, dan LGBTQ. Keadilan dengan tegas menyatakan bahwa setiap orang tua berhak melindungi pendidikan anaknya. Namun, Reid menantang sikap Moms for Liberty dalam memutuskan buku apa yang dapat dibaca anak-anak, dengan alasan bahwa itu tidak boleh diserahkan kepada beberapa orang tua aktivis terpilih.
Justice menanggapi dengan menekankan bahwa orang tua yang menyatakan keprihatinan tentang buku-buku tertentu kemungkinan telah meninjau konten dan menganggapnya eksplisit atau grafis secara seksual. Dia berpendapat bahwa masalah yang dihadapi bukan tentang melarang buku sama sekali melainkan memastikan bahwa anak-anak memiliki akses ke materi yang sesuai dengan usia di perpustakaan sekolah umum.
Percakapan berubah menjadi perdebatan ketika Reid mendaftarkan buku-buku yang diduga dihapus dari sekolah, termasuk "The Diary of Anne Frank," "Gender Queer," dan "Martin Luther King and the March on Washington." Justice mengklarifikasi bahwa Moms for Liberty tidak memiliki daftar buku nasional yang diadvokasi, alih-alih mendorong orang tua untuk mencari informasi tentang konten dalam buku perpustakaan sekolah anak-anak mereka.
Reid kemudian menyarankan agar orang tua menargetkan buku dengan mengambil konten di luar konteks menggunakan situs web Book Looks, yang bergantung pada pencarian kata kunci. Namun, Justice membalas, menanyakan dalam konteks apa dildo tali atau pemerkosaan anak kecil oleh seorang remaja dapat dianggap dapat diterima untuk sekolah umum.
Diskusi menjadi semakin panas, dengan Reid dan Justice berbicara satu sama lain. Reid berulang kali mempertanyakan mengapa orang tua liberal tidak memiliki hak yang sama dengan orang tua konservatif untuk menyimpan buku-buku tertentu di sekolah. Justice menyoroti sifat eksplisit dari konten yang dipermasalahkan, seperti inses, pemerkosaan, dan pedofilia, menegaskan bahwa orang tua harus memiliki suara tertinggi dalam apa yang sesuai untuk pendidikan anak mereka.
Satu-satunya titik kesepakatan antara Reid dan Justice adalah gagasan untuk memiliki "formulir opt-out" yang tersedia di sekolah untuk orang tua yang tidak ingin anak-anak mereka memiliki akses ke buku-buku tertentu tanpa izin orang tua. Keadilan memandang ini sebagai langkah ke arah yang benar, menunjukkan bahwa buku-buku dengan konten seksual eksplisit harus dipisahkan dari yang lain.
Secara keseluruhan, percakapan antara Reid dan Justice menunjukkan kesenjangan mendalam atas sensor buku di sekolah umum. Sementara Reid berpendapat untuk inklusivitas dan hak bagi anak-anak untuk merasa terlihat dalam cerita yang mereka baca, Justice menekankan pentingnya konten yang sesuai dengan usia dan hak-hak orang tua.
Perdebatan seputar buku mana yang harus tersedia di sekolah umum adalah masalah yang kompleks dan kontroversial. Kedua belah pihak memiliki poin yang valid, dengan Reid mengadvokasi representasi yang beragam dan Keadilan menekankan perlunya materi yang sesuai dengan usia. Menemukan jalan tengah yang menghormati hak-hak orang tua dan kebutuhan pendidikan anak-anak tetap menjadi tantangan. Ketika diskusi berlanjut, sangat penting untuk mempertimbangkan implikasi potensial dan tren masa depan mengenai sensor buku dalam sistem pendidikan.