id
Berita DuniaTentang kita
Berita DuniaTentang kita

LaToya Ruby Frazier: Lensa pada Kelas Pekerja Amerika

Artikel berita ini telah diverifikasi oleh beberapa sumber yang berbeda. Kami memudahkan bagi siapa saja membacanya menggunakan AI untuk menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia.
Fotografi menggugah LaToya Ruby Frazier merangkum esensi kampung halamannya, Braddock, Pennsylvania, menerangi cobaan yang dihadapi oleh komunitas kelas pekerja di Amerika. Lahir pada tahun 1982, Frazier tumbuh di tengah-tengah penurunan industri baja dan dampak bencana dari "perang melawan narkoba" di komunitasnya. Karya awalnya, berjudul "The Notion of Family," dengan pedih mewujudkan kelelahan dan kesulitan yang dialami oleh keluarganya dan kota.

Mendefinisikan Keluarga melalui Lensa

Karya fotografi dan video Frazier berfungsi sebagai sarana baginya untuk memahami kehidupannya sendiri dan untuk membentuk kembali konsepnya tentang keluarga. Dia mengabadikan momen intim dengan nenek dan ibunya, bersama dengan potret diri yang membuktikan kekuatan dan kerentanan. Frazier mengekspos realitas Braddock melalui lensanya, menghadirkan bangunan yang ditinggalkan sebagai simbol kemunduran kota, bukan hanya puing-puing.

"The Notion of Family": Debut yang Kuat

"The Notion of Family" menandakan debut artistik Frazier, dan itu menciptakan dampak yang mendalam. Serial ini menciptakan suasananya sendiri, membenamkan pemirsa dalam sejarah dan perjuangan Braddock. Foto-foto Frazier lebih dari sekadar dokumentasi; Mereka adalah cerminan dari pengalamannya sendiri dan penghargaan untuk ketahanan komunitasnya.

Memperluas Cakrawala: Menjelajahi Komunitas Buruh

Sementara pekerjaan awal Frazier berpusat pada keluarganya sendiri, ia kemudian memperluas cakupannya untuk memasukkan komunitas kelas pekerja lainnya. Dia menyelidiki kehidupan buruh terorganisir, menangkap perjuangan yang dihadapi oleh pekerja di tempat-tempat seperti Flint, Michigan, dan pabrik GM di Lordstown, Ohio. Foto-foto Frazier menjadi media untuk bercerita, memungkinkannya untuk memberikan suara kepada mereka yang sering tetap tidak terdengar.

Tantangan Hak Pilihan dan Penafsiran

Saat Frazier menjelajah di luar keluarganya sendiri, dia menghadapi tantangan untuk menggambarkan agensi subjeknya. Dia bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara dirinya sebagai seniman dan individu yang dia foto, kadang-kadang melalui upaya kolaboratif, dan di lain waktu melalui transkrip kata-kata mereka yang ekstensif. Pendekatan ini memperkaya karyanya, tetapi juga menimbulkan tantangan bagi pemirsa yang harus menavigasi panel teks panjang di samping foto-foto. Pameran Frazier di Museum of Modern Art (MoMA), berjudul "Monuments of Solidarity," menampilkan survei karyanya selama dua dekade. Meskipun pameran ini menggarisbawahi kejelasan dan potensi gambarnya, pameran ini juga menimbulkan pertanyaan tentang tempat dan ruang lingkup retrospektif yang begitu luas. Komitmen Frazier terhadap kedalaman dan penceritaan tampaknya berbenturan dengan sifat pameran yang luas, yang memprioritaskan keluasan daripada kedalaman.

Sorotan dari Pameran

Salah satu koleksi menonjol dalam pameran ini adalah "Flint Is Family in Three Acts," yang mendokumentasikan krisis air di Flint, Michigan. Kolaborasi Frazier dengan Shea Cobb dan Amber Hasan menerangi perjuangan berkelanjutan yang dihadapi oleh masyarakat. Foto-foto Frazier menangkap ketahanan dan kekuatan individu yang dia gambarkan, sementara juga mendokumentasikan tindakan langsung yang diambil untuk mengatasi krisis.

Memberi Penghormatan kepada Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Elemen menarik lainnya dari pameran ini adalah penghormatan Frazier kepada Sandra Gould Ford, mantan pekerja baja Pittsburgh dan fotografer otodidak. Cetakan Frazier dari foto-foto Ford yang menghantui, ditambah dengan cetakan dokumen cyanotype-nya sendiri dari pabrik, memberi penghormatan kepada para pekerja yang sering diabaikan yang telah memainkan peran penting dalam sejarah industri Amerika.

Seni dan Aktivisme: Persimpangan Kompleks

Terlepas dari sifat karya Frazier yang menarik dan menggugah pikiran, pameran di MoMA menimbulkan pertanyaan tentang peran seniman dalam mengatasi masalah ketidaksetaraan dan biaya seni. Dedikasi Frazier untuk menceritakan kisah-kisah komunitas yang diabaikan sangat mengagumkan. Namun, presentasi pameran dan konteksnya dalam institusi bergengsi seperti MoMA dapat terasa terlepas dari kenyataan yang ia gambarkan. "Monuments of Solidarity" karya LaToya Ruby Frazier adalah retrospektif signifikan yang menunjukkan kekuatan fotografinya dan dedikasinya untuk bercerita. Frazier menerangi perjuangan yang dihadapi oleh komunitas kelas pekerja dan memberikan suara kepada mereka yang sering diabaikan. Namun, pameran ini juga menimbulkan pertanyaan tentang tempat dan presentasi karya tersebut, menggarisbawahi ketegangan antara seni dan aktivisme. Karya Frazier menyoroti kekuatan fotografi sebagai alat untuk perubahan sosial dan mengundang kita untuk mempertimbangkan kembali peran seniman dalam mengatasi ketidaksetaraan.
Bagikan kisahnya
Tautan disalin
Artikel berita ini telah diverifikasi oleh beberapa sumber yang berbeda. Kami memudahkan bagi siapa saja membacanya menggunakan AI untuk menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia.
Bagikan kisahnya
Tautan disalin
footer-our-mission
Many.News lebih dari sekedar situs berita. Ini adalah usaha terobosan yang didedikasikan untuk memanfaatkan kekuatan Kecerdasan Buatan untuk mendemokratisasikan informasi. Tujuan kami adalah untuk memberdayakan orang-orang di seluruh dunia dengan menerjemahkan berita terkini ke dalam berbagai bahasa, memastikan aksesibilitas dan pemahaman untuk semua orang, terlepas dari bahasa ibu mereka.
footer-linksTitle
Ⓒ 2023 News | All Rights Reserved