Dalam putusan yang belum pernah terjadi sebelumnya, raja real estat Truong My Lan telah menerima hukuman mati oleh pengadilan di Kota Ho Chi Minh, Vietnam. Hukuman itu adalah klimaks dari kasus penipuan keuangan terbesar dalam sejarah Vietnam, yang melibatkan $ 12,5 miliar yang mencengangkan, hampir 3% dari PDB Vietnam 2022. Lan, ketua perusahaan real estat Van Thinh Phat, dihukum karena mendalangi skema penipuan kolosal yang mengakibatkan kerugian $ 27 miliar ke Saigon Joint Stock Commercial Bank (SCB). Selain hukumannya, pengadilan telah menuntut dia memberi kompensasi kepada bank $ 26,9 juta.
Mengungkap Perusahaan Kriminal yang Canggih
Kerasnya hukuman mencerminkan keseriusan kasus ini, yang diklasifikasikan pengadilan sebagai perusahaan kriminal yang sangat terkoordinasi dan rumit tanpa prospek untuk mendapatkan kembali uang yang hilang. Menurut keputusan pengadilan, tindakan Lan melanggar hak pengelolaan properti individu dan organisasi dan merusak kepercayaan publik terhadap kepemimpinan Partai dan Negara.
Sebuah pembangkit tenaga listrik naik dan turun
Pendakian Lan menjadi terkenal dimulai pada tahun 1992 ketika ia mendirikan Van Thinh Phat setelah pergeseran Vietnam ke ekonomi berorientasi pasar. Perusahaan ini berkembang menjadi salah satu perusahaan real estat paling makmur di Vietnam, dengan usaha yang mencakup bangunan tempat tinggal mewah, kantor, hotel, dan pusat perbelanjaan. Lingkup pengaruh Lan juga mencapai sektor keuangan, di mana ia merekayasa penggabungan SCB dengan dua pemberi pinjaman lainnya pada tahun 2011, sehingga mendapatkan kendali atas bank.
Dari Perusahaan Hantu hingga Penangkapan
Pengadilan memastikan bahwa Lan mengeksploitasi posisinya untuk memberi lampu hijau ribuan pinjaman kepada "perusahaan hantu" yang tidak ada, menyalurkan dana kembali ke dirinya sendiri. Dia lebih lanjut terpaksa menyuap pejabat untuk menyembunyikan kegiatannya. Penangkapannya pada Oktober 2022 adalah bagian dari kampanye antikorupsi "Blazing Furnace" Vietnam yang sedang berlangsung, yang telah menargetkan politisi tingkat tinggi dan eksekutif bisnis.
Efek Ripple: Memudarnya Kepercayaan Investor
Besarnya kasus penipuan Lan menimbulkan pertanyaan tentang integritas bank dan bisnis lain di Vietnam. Ini telah memperburuk prospek ekonomi negara dan membuat investor asing ragu-ragu, terutama karena Vietnam menampilkan dirinya sebagai alternatif yang menarik bagi China untuk relokasi rantai pasokan. Sektor real estat telah sangat terpengaruh, dengan banyak perusahaan properti keluar dari pasar, diskon ditawarkan untuk menarik pembeli, dan properti komersial kosong di pusat kota.
Upaya Antikorupsi yang Berkelanjutan di Tengah Kritik
Perang Vietnam melawan korupsi diperkirakan akan terus berlanjut, karena pemerintah bertujuan untuk meremajakan kepercayaan dan integritas pada lembaga-lembaganya. Pengunduran diri mantan Presiden Vo Van Thuong, yang terlibat dalam kampanye, semakin menekankan tingkat keparahan tindakan keras tersebut. Namun, para kritikus berpendapat bahwa kampanye anti-korupsi telah berdampak buruk pada lingkungan bisnis dan menciptakan ketidakpastian bagi investor.
Implikasi Kasus dan Jalan di Depan
Hukuman mati Truong My Lan menandakan titik balik penting dalam perang Vietnam melawan korupsi. Kasus ini menggarisbawahi perlunya peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam industri keuangan negara dan mengirimkan peringatan keras kepada orang lain yang terlibat dalam kegiatan penipuan. Karena Vietnam bertujuan untuk memantapkan dirinya sebagai tujuan investasi yang memikat, Vietnam harus mengatasi masalah ini untuk menumbuhkan kepercayaan pada ekonominya dan menarik bisnis asing.