id
Berita DuniaTentang kita
Berita DuniaTentang kita

Deadpool & Wolverine" Marvel: Sukses Blockbuster atau Ancaman bagi Bioskop?

Artikel berita ini telah diverifikasi oleh beberapa sumber yang berbeda. Kami memudahkan bagi siapa saja membacanya menggunakan AI untuk menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia.
" Pembukaan "Deadpool & Wolverine," tambahan terbaru untuk Marvel Cinematic Universe (MCU), telah memicu diskusi yang berapi-api tentang arah yang diambil sinema. Performa box office film yang memecahkan rekor ditambah dengan ulasan yang beragam telah menyebabkan perdebatan sengit tentang nilai artistik film-film blockbuster saat ini dan implikasi dari penceritaan yang berfokus pada waralaba pada industri film.

The Stakes: Pengembalian Box Office Tinggi dan Persetujuan Penonton

Di bawah arahan Shawn Levy, menampilkan Ryan Reynolds sebagai Deadpool dan Hugh Jackman sebagai Wolverine, "Deadpool & Wolverine" adalah film berperingkat R pertama MCU. Terlepas dari kritik, film ini telah diterima dengan baik oleh pemirsa, dengan skor penonton 96% yang mengesankan di Rotten Tomatoes.

Cameo: Layanan Penggemar atau Gangguan Narasi?

Aspek kontroversial dari "Deadpool & Wolverine" adalah penggunaan cameo dari film-film Marvel sebelumnya, menampilkan penampilan dari karakter seperti Elektra, Blade, Johnny Storm (dari waralaba "Fantastic Four"), Gambit, dan mini-Wolverine. Sementara penggemar mungkin menghargai referensi nostalgia ini, para pengkritik berpendapat bahwa cameo ini berkontribusi sedikit pada keseluruhan narasi.

Humor meta-referensial: Artistik atau Sinis?

Penggunaan humor meta-referensial film ini, dengan lelucon tentang merger Disney-Fox, produser Kevin Feige, dan kekecewaan terhadap waralaba Marvel, telah memecah belah penonton. Sementara beberapa orang memandang ini sebagai upaya sinis untuk melayani penonton dan meningkatkan citra perusahaan MCU.

Marvel's Cinematic Universe: Perpaduan Film dan Televisi

Pendekatan Marvel dalam menserialisasikan penceritaan dan menciptakan alam semesta yang saling berhubungan telah mengaburkan batas antara film dan televisi. Film-film mereka mulai menyerupai episode dalam serial TV yang panjang. Meskipun strategi ini telah membuahkan hasil secara finansial, strategi ini juga mengarah pada homogenisasi film blockbuster, dengan lebih menekankan pada mempertahankan merek daripada mendorong inovasi artistik.

"Deadpool & Wolverine": Gejala Masalah yang Lebih Besar?

Kritikus berpendapat bahwa "Deadpool & Wolverine" mewujudkan tren ini, lebih berfokus pada pelestarian merek Marvel daripada menyampaikan cerita yang menawan. Beberapa pemirsa menepis kritik tersebut, dengan alasan bahwa film tersebut harus dihargai karena tontonan yang menghibur. Namun, jika sinema direduksi menjadi komoditas belaka, ia berisiko kehilangan jiwa dan integritas artistiknya.

Sekilas ke Masa Depan: Dominasi Waralaba dan Perjuangan Film Asli

Kemenangan "Deadpool & Wolverine" memunculkan masalah yang lebih besar mengenai masa depan sinema. Karena waralaba terus mendominasi box office, film orisinal dan independen menghadapi tantangan dalam menarik penonton. Industri film menjadi lebih menghindari risiko, mengandalkan formula yang telah terbukti dan wajah-wajah yang akrab untuk menarik pemirsa. Ini mungkin menghambat keragaman dan kreativitas film, yang pada akhirnya mengurangi signifikansi artistik dan budaya sinema.

Membentuk Masa Depan Sinema: Kekuatan Terletak pada Penonton

Sementara "Deadpool & Wolverine" tidak dapat disangkal sukses secara komersial, itu mendorong kita untuk merenungkan konsekuensi memprioritaskan keuntungan daripada kualitas artistik. Sebagai penonton, kami menggunakan kekuatan untuk memengaruhi industri dengan mendukung beragam film, mulai dari blockbuster beranggaran besar hingga produksi independen yang lebih kecil. Dengan mendorong beragam penceritaan dan memelihara ambisi artistik, kita dapat memastikan vitalitas sinema yang berkelanjutan. Akhirnya, sementara "Deadpool & Wolverine" telah memulai percakapan tentang masa depan sinema, penting untuk diingat bahwa nasib industri ada di tangan kita. Dengan mendukung beragam film dan mendorong inovasi dan kreativitas, kita dapat memastikan bahwa kekuatan unik dan signifikansi budaya sinema tetap utuh untuk generasi mendatang.
Bagikan kisahnya
Tautan disalin
Artikel berita ini telah diverifikasi oleh beberapa sumber yang berbeda. Kami memudahkan bagi siapa saja membacanya menggunakan AI untuk menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia.
Bagikan kisahnya
Tautan disalin
footer-our-mission
Many.News lebih dari sekedar situs berita. Ini adalah usaha terobosan yang didedikasikan untuk memanfaatkan kekuatan Kecerdasan Buatan untuk mendemokratisasikan informasi. Tujuan kami adalah untuk memberdayakan orang-orang di seluruh dunia dengan menerjemahkan berita terkini ke dalam berbagai bahasa, memastikan aksesibilitas dan pemahaman untuk semua orang, terlepas dari bahasa ibu mereka.
footer-linksTitle
Ⓒ 2023 News | All Rights Reserved