Menteri Pertama Skotlandia telah mengundurkan diri di tengah serangkaian skandal politik dan keuangan yang mengguncang Partai Nasional Skotlandia (SNP). Keputusan untuk memutuskan perjanjian koalisi dengan Partai Hijau Skotlandia telah meninggalkan SNP dengan pemerintah minoritas dan menghadapi serangkaian mosi tidak percaya di Parlemen Skotlandia. Pengunduran diri mendadak ini terjadi pada saat yang penting bagi SNP, karena mereka mempersiapkan pemilihan umum akhir tahun ini.
Kepergian itu mencerminkan tantangan yang dihadapi SNP dalam mencapai tujuan kemerdekaan Skotlandia yang telah lama dipegangnya. Meskipun berkuasa selama 17 tahun, impian kemerdekaan tampaknya masih jauh seperti sebelumnya. Pemimpin SNP sebelumnya mengundurkan diri pada 2023, dengan alasan korban menjabat selama lebih dari delapan tahun. Pekan lalu, seorang anggota partai terkenal didakwa dengan penggelapan dana dari SNP, yang selanjutnya merusak reputasi partai.
Pengunduran diri itu juga memperlihatkan perpecahan mendalam di dalam SNP atas isu-isu kebijakan utama. Partai Hijau ingin memprioritaskan dekarbonisasi, kontrol sewa, dan melarang terapi konversi, sementara SNP memiliki pendekatan yang lebih hati-hati. Keputusan SNP untuk membatalkan janjinya untuk mengurangi emisi karbon sebesar 75% pada tahun 2030, karena tantangan yang ditimbulkan oleh ekonomi bahan bakar fosil Skotlandia, semakin menegangkan koalisi.
Pengunduran diri membuka pintu bagi pemimpin baru untuk mengambil alih SNP dan mengatasi perpecahan internal ini. Seorang mantan wakil menteri pertama telah muncul sebagai favorit untuk menggantikan Menteri Pertama yang akan keluar. Pengalaman dan rekam jejak individu ini dalam partai dapat membuatnya menjadi sosok pemersatu. Namun, runner-up dalam kontes kepemimpinan sebelumnya juga merupakan pesaing kuat.
Siapa pun yang menjadi pemimpin baru SNP akan menghadapi tantangan untuk membangun kembali citra partai dan mendapatkan kembali dukungan publik. Dominasi SNP dalam politik Skotlandia telah dilemahkan oleh skandal keuangan kampanye dan kontroversi atas hak-hak transgender. Mereka perlu mengatasi masalah ini dan menyajikan visi yang menarik untuk masa depan Skotlandia untuk memenangkan pemilih.
Lanskap politik di Inggris secara keseluruhan juga berubah-ubah, dengan pemilihan parlemen di cakrawala. SNP perlu memposisikan diri secara efektif untuk mempertahankan pengaruh mereka dan mendorong referendum kemerdekaan lainnya. Kemampuan partai untuk membentuk koalisi atau mendapatkan dukungan dari partai-partai oposisi akan sangat penting dalam membentuk lintasan masa depan mereka.
Pengunduran diri tersebut menggarisbawahi tantangan dan perpecahan dalam SNP. Partai sekarang harus memilih pemimpin baru yang dapat menyatukan anggotanya, membangun kembali reputasinya, dan menavigasi lanskap politik yang kompleks. Jalan menuju kemerdekaan Skotlandia masih belum pasti, tetapi masa depan SNP akan dibentuk oleh keputusan yang dibuat dalam beberapa bulan mendatang.